Jambu
monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale)
adalah sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil
dan memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari
jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente;
bijinya
yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan.
Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga
(suku Anacardiaceae).
Dikenal
juga dengan berbagai nama seperti jambu mèdè (Sd.); jambu mété atau jambu ménté (Jw.); jhambu monyèt (Md.); jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt (Bl.); nyambuk nyĕbèt (Sas.); jambu érang, jambu monyé (Mink.); jambu dipa (Banj.); buwah monyet (Timor);
buwah yaki (Manado); buwa yakis, wo yakis (Sulut); buwa yaki (Ternate, Tidore); buwa jakis (Galela); jambu
daré, jambu masong (Mak.); jampu sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.);
dan lain-lain.
Dalam
bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan
dari perkataan Portugis untuk menamai
buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi,
acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada
bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.
Pohon
berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m,
dengan tajuk melebar, sangat bercabang-cabang, dan selalu hijau.
Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada
kondisi lingkungannya.
Daun-daun
terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik,
kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam,
gundul, 8–22 × 5–13 cm.
Berumah
satu (monoesis),
bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopak berambut,
4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.
Tanaman
ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal umum
sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak
berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum)
yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian
"monyet"nya yang keras, coklat kehitaman berisi biji
yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Secara
tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh
atau kopi; sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai
pengisi dan penghias penganan semacam coklat
dan kue-kuean.
Kacang
mete, mentah
|
|
Nilai
nutrisi per 100 g (3.5 oz)
|
|
2.314 kJ
(553 kcal)
|
|
30.19
g
|
|
-
Gula
|
5.91
g
|
3.3
g
|
|
43.85
g
|
|
18.22
g
|
|
.42
mg (32%)
|
|
.06
mg (4%)
|
|
1.06
mg (7%)
|
|
Asam Pantothenat (B5)
|
.86
mg (17%)
|
.42
mg (32%)
|
|
Folat (Vit. B9)
|
25
μg (6%)
|
.5
mg (1%)
|
|
37
mg (4%)
|
|
6.68
mg (53%)
|
|
292
mg (79%)
|
|
593
mg (85%)
|
|
660
mg (14%)
|
|
5.78
mg (58%)
|
|
Persentase
merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
|
Meskipun
dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete
sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi
oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete, tetapi
sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika
dibandingkan dengan kacang lainnya.
Dari
kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil
sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak
juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid),
yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu
atau jala.
Buah
semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi
orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur
rasa sepat. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk
dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur
(sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen,
dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah
produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun
muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua
dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit.
Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional,
terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa).
Kayunya
berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan; meski
dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah.
Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari
batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus
mencegah serangan rayap yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis.
Sumber
: http://id.wikipedia.org/wiki/Jambu_monyet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar